Dunia Perpustakaan ||
Bicara tentang perdebatan terkait minimnya minat baca di masyarakat
sepertinya belum pernah berakhir, padahal ini sebenarnya lebih kepada
“sudut pandang”. Sudut pandang yang dimaksud adalah, “Jika yang
mengatakan dari pihak pengelola perpustakaan (pustakawan), jika
pengunjung perpustakaan sedikit atau menurun, maka para pustakawan ini
akan berucap, jika minat baca masyarakat rendah dan menurun.
Sebaliknya, jika masyarakat ditanya
kenapa masyarakat malas datang ke perpustakaan untuk baca buku,
masyarakat akan bilang, “Perpustakaanya jelek, pustakawanya tidak ramah
pelayananya, bukunya tidak lengkap, internetnya lelet, ruangan
perpustakaanya pengap dan tidak nyaman, serta alasan yang lainya.
Dan bisa dipastikan opini diatas
selamanya akan terus berlangsung di bumi Indonesia. Namun sebenarnya
jika penulis ingin memberikan saran jika untuk perbaikan dan kemajuan
image positif dari pustakawan dan perpustakaan di mata masyarakat,
tentunya mau tidak mau, suka tidak suka siap tidak siap, pustakawan dan
para pengelola perpustakaan serta birokrasi terkaitlah yang harus
perbaiki diri secara internal. (Bisa baca tulisan terkait lainya “Bedanya Cara Berfikir Pustakawan dan Pedagang” ).
Sebuah pemberitaan yang terbaru adalah
terkait pemberitaan tentang rendahnya minat baca di Jombang, Jawa Timur
sebagaimana dikutip dari lensaindonesia.com (19/5/13). Dalam pemberitaan
ini sudah bisa dipastikan hal tersebut merupakan ungkapan dari
pengelola perpustakaan (pustakawan) sebagaimana disebut diawal tulisan
ini.
Minat baca masyarakat Kota Santri di
Perpustakaan Mastrip, perpustakaan yang dikelola Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Jombang, Jawa Timur tahun ini relatif lebih rendah dibanding
tahun sebelumnya.
Sejak awal tahun hingga datangnya
momentum peringatan hari buku nasional pada 17 Mei 2013, rata-rata angka
kunjungan bulanan ke perpustakaan ini menurun.
Penurun tersebut terlihat dari perbandingan data pengunjung pada tahun 2013 ini dan tahun lalu.
Pada Januari tahun ini, jumlah
pengunjung hanya 5.458. Bulan Februari 5.233 pengunjung, Maret 5.336
pengunjung dan April 6.570 pengunjung. Jumlah itu turun drastis
dibanding bulan yang sama tahun 2012 lalu.
Pada Januari tahun lalu, jumlah
pengunjung perpustakaan mastrip sebanyak 8.426 orang. Pada bulan
Februari sebanyak 7.348 orang, Maret 7.909 orang dan pada April,
pengunjungya sebanyak 6.762 orang. “Jumlah pengunjung fluktuatif, tidak
mesti setiap tahun naik,” ujar Kepala Perpustakaan Mastrip Jombang, Rudy
Bakhtiar, Sabtu (18/05/2013).
Dia mengungkapkan, Pada tahun 2012,
total jumlah pengunjung Perpustakaan Mastrip mencapai 73.230 orang.
Mereka terdiri dari 862 anak TK, 8.161 siswa SD, 5121 siswa SMP dan
19.322 siswa SMA. Pengunjung dari kalangan mahasiswa sebanyak 26.035 dan
sebanyak 13.729 dari kelompok masyarakat umum.
Namun, untuk tahun ini, sampai April
kemarin jumlah pengunjungnya baru mencapai angka total kunjungan
sebanyak 24.788 orang. Para pengunjung terdiri dari 297 siswa TK, 1.955
siswa SD, 1.859 siswa SMP dan 6.528 siswa SMA. Lalu 9.849 mahasiswa dan
4.290 masyarakat umum.
Menyikapi penurunan tersebut, manajemen
Perpustakaan Mastrip berusaha meningkatkan pelayanan, menambah koleksi
buku dan menambah jam buka perpustakaan. “Untuk koleksi buku, saat ini
diperpustakaan sudah ada 12.694 judul dengan 25.304 eksemplar,” kata
Rudy Bakhtiar.
Terobosan lain juga ditempuh
Perpustakaan Mastrip untuk menarik minat baca masyarakat, diantaranya
dengan mengintensifkan perpustakaan keliling dan memberikan layanan
kartu anggota gratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar